Jaringan Komputer

Sunday, December 22, 2019

DHPC Server | Jaringan Komputer

Pengertian DHPC
DHPC (Dynamic Configuration Protocol) adalah layanan yang secara otomatis memberikan nomor IP kepada komputer yang memintanya. Komputer yang memberikan nomor IP disebut dengan DHCP Server, sedangkan komputer yang meminta nomor IP di sebut dengan DHCP Client. Dengan demikian administrator tidak perlu lagi harus memberikan nomor IP secara manual pada saat konfigurasi TCP/IP, tapi cukup denga memberikan referensi kepada DHCP Server.

Pada saat kedua DHCP client dihidupkan, maka komputer tersebut melakukan request ke DHCP-Server untuk mendapatkan nomor IP. DHCP menjawab dengan memberikan nomor IP yang ada di database DHCP. DHCP Server setelah memberikan nomor IP, maka server meminjamkan (lease) nomor IP yang ada ke DHCP-Client dan mencoret nomor IP tersebut dari daftar pool. Nomor IP diberikan bersama dengan subnet mask dan default gateway. Jika tidak ada lagi nomor IP yang dapat diberikan, maka client tidak dapan menginisialisasti TCP/IP, dengan sendirinya tidak dapat tersambung pada jaringan tersebut.

Setelah periode waktu tertentu, maka pemakaian DHCP Client tersebut dinyatakan selesai dan client tidak memperbaharui permintaan kembali, maka nomor IP tersebut dikembalikan kepada DHCP Server, dan server dapat memberikan nomor IP tersebut kepada client yang membutuhkan. lama periode ini dapat ditentukan dalam menit, jam, bulan atau selamanya. Jangka waktu disebut leased period.

Kelebihan DHCP

  1. memudahkan dalam treanfer data kepada PC client lain atau PC server.
  2. DHCP menyediakan alamat-alamat IP secara dinamis dan konfigurasi lain. DHCP ini di desain untuk melayani network yang besar dan konfigurasi TCP/IP yang kompleks.
  3. DHCP memungkinkan suatu client menggunakan alamat IP yang reusable, artinya alamat IP tersebut bisa dipakai oleh client yang lain jika client tersebut tidak sedang menggunakannya (off).
  4. DHCP memungkinkan suatu client menggunakan satu alamat IP untuk jangka waktu tertentu dari server.
  5. DHCP akan memberikan satu alamat IP dan parameter-parameter konfigurasi kepada client.

demikian yang dapat saya jelaskan mengenai DHCP, semoga bermanfaat.
Universitas Kuningan

Saturday, December 21, 2019

DNS | Jaringan Komputer

DNS
Domain Name Server atau yang sering kita kenal dengan DNS adalah sebuah sistem yang menghubungkan Uniform Resource Locator (URL) dengan Internet Protocol Address (IP Addres).
Normalnya untuk mengakses internet, Anda perlu mengetikan IP Addres sebuah web site. Cara ini sangat merepotkan, sebeb itu artinya anda harus mempunyai daftar lengkap IP Addres yang dikunjungi dan memasukannya secara manual.
DNS adalah sistem yang meringkas pekerjaan ini untuk anda. Kini anda hanya mengingat nama domain dan memasukannya ke dalam address bar. DNS kemudian akan menerjemahkan domain tersebut kedalam IP Addres yang komputer pahami.
Misalkan anda ingin memasukan google alih-alih menulis 172.217.0.142 ke dalam addres bar, Anda tinggal memasukan alamat google.com.\

FUNGSI DNS

Berikut ini adalah beberapa fungsi dari jaringan komputer, baik dari segi teknis, maupun bagi kebutuhan user itu sendiri :
1. Mengidentifikasi komputer sebagai titik dalam suatu jaringan
Yang pertama, fungsi dari layanan DNS pada komputer dan jaringan internet ini adalah untuk mengidentifikasi komputer user sebagai suatu titik di dalam jaringan, yang sudah terhubung. Setiap komputer yang sudah terhubung ke dalam jaringan, terutama jaringan internet juga akan memiliki sebuah alamat tersendiri, yaitu alamat IP atau IP address. Dengan adanya layanan DNS ini, maka jaringan internet dapat mengidentifikasi komputer yang ada sebagai sebuah titik atau bagian kecil yang sudah terhubung ke dalam jaringan.
Ibaratnya, DNS seperti tanda pengenal yang biasa dikenakan oleh pegawai kantoran. Dalam tanda pengenal tersebut, terdapat nama, foto dan juga nomor induk pegawai. Sama seperti hal tersebut, DNS memberikan informasi mengenai identitas IP address pada suatu komputer, sehingga dapat dikenali sebagai satu kesatuan yang sudah terhubung ke dalam jaringan komputer.
Hal ini juga berlaku untuk data-data yang di kirimkan melalui internet, ermasuk menjaga komputer dari penerimaan hal-hal yang bersifat tak aman. Untuk itu pemasangan firewall perlu diberlakukan dengan berdasarkan dns dan juga alamat ip sebuah komputer.

2. Menyediakan alamat IP untuk setiap host
Fungsi berikutnya dari DNS adalah untuk kenyediakan alamat IP untuk tiap – tiap host yang terhubung di dalam internet. Host merupakan rumah dari para pengembang website, dimana setiap website atau situs internet menggunakan host agar dapat diakses oleh kalangan umum.
Untuk dapat mengidentifikasi alamat IP dari tiap tiap host tersebut, maka digunakanlah DNS, sehingga nantinya tiap – tiap host yang terhubung ke dalam jaringan internet akan memilki IP address masing – masing.
3. Mendata setiap server surat yang menerima email pada tiap – tiap domain
DNS juga memiliki fungsi dan peran yang penting dalam penggunaan server, terutama mail server. Ketika mail server bekerja, dalam menerima dan meneruskan sebuah email, DNS bekerja dengan cara melakukan pendataan terhadap segala macam surat elektronik yang melakukan aktivitas, baik email masuk dan keluar di dalam mail server tersebut.
Ibaratnya, DNS bisa disebut sebagai seorang supervisor yang melihat dan mengawasi, serta mencatat segala bentuk aktivitas yang ada dan menyimpannya. 
4. Menterjemahkan nama domain ke dalam IP address, dan sebaliknya 
Selain host, sebuah web browser atau situs dai dalam internet juga membutuhkan domain. Beberapa domain yang biasa digunakan adalah .com .org .sch .ac dan sebagainya. Secara kasat mata, tentu yang kita ketahui dari sebuah alamat situs adalah domainnya. Namun tidak demikian dalam pembacaan yang dilakukan di dalam jaringan internet.
Setiap domain nantinya akan memilki IP address masing – masing. Disinilah DNS memiliki peranan yang penting. Tanpa adanya IP address pada masing – masing domain, maka komputer dan jaringan internet tidak akan menemukan alamat atau situs yang akan dituju.
Karena itu, DNS sangat penting peranannya dalam jaringan internet, dalam menterjemahkan nama domain ke dalam IP address, sehingga dapat dibaca dan mudah dipahami oleh komputer juga keseluruhan jaringan internet.
5. Mempermudah komputer dalam mengidentifikasi alamat website
Dalam mengidentifikasi keseluruhan alamat website atau situs pun DNS sangat membantu. Jadi komputer tidak perlu kesulitan dalam mengidentifikasi alamat IP dari sebuah situs juga sebaliknya.
Dengan DNS maka secara otomatis komputer sudah bisa mengidentifikasi IP address dari sebuah situs atau website, dan kebalikannya, komputer juga mengetahui alamat dari sebuah situs dengan cara membacanya melalui IP address.
6. User tidak perlu menghafalkan alamat IP dari setiap situs web
Bayangkan apabila tidak ada DNS didalam jaringan komputer. Sebuah jaringan komputer tidak dapat membaca alamat web yang kita tuliskan pada web browser. Misalnya kita menuliskan www.facebook.com maka tanpa adanya DNS, komputer tidak akan dapat menemukan halaman web tersebut.
Komputer hanya akan bisa menemukan sebuah alamat web tersebut ketika sudah mengidentifikasi IP address dari alamat tersebut. Nah, apabila tidak ada DNS, maka user akan kerepotan, karena harus menghapal IP address dari setiap situs yang ada.
Bayangkan bagaimana repotnya user apabila harus menghafalkan IP address dari banyak situs. Karena itu, dengan adanya DNS, user tidak perlu menghafalkan IP Address dari tiap situs, karena cukup dengan menuliskan link dan domain, komputer akan mengidentifikasi IP Address dari situs yang akan kita kunjungi
7. Melakukan pencarian alamat host
Fungsi DNS berikutnya adalah seperti seorang kurir pengantar paket yang biasa kita gunakan jasanya. DNS berfungsi untuk mencari lokasi dan alamat dari host yang kita ketikkan pada web browser, atau situs yang kita kunjungi.
Secara otomatis, DNS akan langsung dengan mudah mendapatkan lokasi dari host yang ada, lengkap dengan IP address host, IP address domain, dan IP address dari situs yang akan kita kunjungi tersebut. Pokoknya, dengan adanya DNS pada jaringan komputer ini, sama seperti kita kita berbelanja online, hanya tingal duduk, dan kemudian situs anda akan langsung tampil pada web browser yang anda gunakan.
8. Melakukan pencarian pada data cache
Selain melakukan pencarian pada host, DNS juga berfungsi untuk melihat dan juga mencari pada data cache. Ketika DNS melihat dan mencai di data cache, maka DNS tidaak perlu berkejra lebih berat untuk mengidentifikasi dan mencari di dalam domain atau host. Cukup dengan mencari di data cache, yang sudah pernah dikunjungi sebelumnya.
Hal ini akan membuat proses output situs yang kita request akan menjadi lebih cepat, dan tidak selama ketika DNS mencari data dan juga informasi address pada host ataupun domain.
Demikian yang dapat saya jelaskan mengenai DNS, semoga bermanfaat.
Universitas Kuningan


Friday, December 20, 2019

Routing Static dan Dynamic | Jaringan Komputer

Pengertian Routing Static
Routing Static adalah jenis routing yang dilakukan admin/ pengelola jaringan untuk mengkonfigurasi informasi tentang jaringan yang dituju secara manual. Ciri-ciri routing static adalah sebagai berikut :

  • jalur spesifik ditentukan oleh admin jaringan
  • pengisian tabel routing dilakukan secara manual oleh admin jaringan
  • biasanya digunakan untuk jaringan berskala kecil
Cara kerja routing static ada 3 bagian yaitu :
Konfigurasi router yang dilakukan oleh admin jaringan

  • router melakukan routing berdasarkan informasi yang diterima oleh tabel routing.
  • admin jaringan menggunakan perintah Ip router secara manual untuk melewatkan paket data yang ada pada jaringan.
  • ada beberapa parameter yang ada pada routing, yaitu :

  1. Destination, adalah alat tujuan dan network mask dan biasanya diisi dengan 0.0.0.0/0 untuk semua jaringan.
  2. Gateway adalah datagram yang dapat di capai melalui antarmuka.
  3. Pref. Source adalah alamat tujuan paket dan meninggalkan router melalui alamat IP
  4. Distance (0-255) adalah jarak administrator jaringan dari router.
Keuntungan menggunakan Routing Static

  1. Meringankan kinerja processor router
  2. Tidak ada bandwidth yang digunakan untuk pertukaran informasi dari tabel isi routing pada saat pengiriman paket.
  3. Routing statis lebih aman dibandingkan routing dinamis.
  4. Routing statis kebal dari segala macam usaha hacker untuk men-spoof dengan tujuan membajak trafic.
Kerugian menggunakan Routing Statis

  1. Administrator harus mengetahui semua informasi dari masing-masing router yang digunakan.
  2. Hanya dapat digunakan untuk jaringan berskala kecil.
  3.  Administrasinya cukup rumit dibandingkan routing dinamis, terlebih jika banyak router yang harus dikonfigurasi secara manual.
Pengertian Routing Dinamis
Dynamic routing adalah fungsi dari routing protocol yang berkomunikasi dengan router yang lain untuk saling meremajakan (update) tabel routing yang ada. Dengan demikian, administrator tidak perlu melakukan updateing jalur (path) jika terjadi perubahan jalur transmisi (path). Dynamic routing umumnya digunakan untuk jaringan komputer yang besar dan kompleks.
Dynamic routing dibagi menjadi 2, yaitu :

  1. Interior Gateway Protocol
  2. Exterior Gateway Protocol
Open Shortest Path First (OSPF) adalah routing dynamic yang masing router memiliki tabel daftar ID dari router-router yang terkoneksi. Jalan yang akan dilalui adalah router yang nilainya terpendek (sesuai dengan namanya). Routing model ini termasuk smart route karena jika terputus akan mencari jalan lain secara otomatis.
Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) adalah routing protokol distance vector yang dibuat oleh Cisco. IGRP mengirimkan update routing setiap interval 90 detik. update ini adversite sumua jaringan dalam AS.
Routing Information Protocol (RIP) adalah protokol routing dinamik yang berbasis distance vector. RIP menggunakan protokol UDP pada port 520 untuk mengirimkan informasi routing antar router. RIP menghitung routing terbaik berdasarkan penghitungan HOP. RIP membutuhkan waktu untuk melakukan cinverge. RIP membutuhkan power CPU yang rendah dan memory yang kecil dari pada protocol lainnya.
Dynamic Routing merupakan metode yang peling umum digunakan. Mengapa? karena jika kita menggunakan metode static routing maka kita harus mengkonfigurasi semua router secara manual dan ini tidak mungkin untuk seorang network administrator. Dengan menggunakan static routing kita membutuhkan banyak konfigurasi, sedangkan pada dynamic routing kita dapat mengkonfigurasi seminimal mungkin. Jadi sangat dimungkinkan metode dynamic routing untuk mengembangkan bagaimana router berkomunikasi dengan protocol yang digunakan. Dynamic IP routing adalah cara yang digunakan untuk melepaskan kewajiban mengisi masukan masukan ke router tabel secara manual. Protokol routing mengatur router-router sehingga dapat berkomunikasi satu dengan yang lain dan saling memberikan informasi routing yang dapat mengubah isi Routing Table, tergantung keadaan jaringannya. Dengan cara ini, router-router mengetahui keadaan jaringan yang terakhir dan mampu meneruskan datagram ke arah yang benar.

demikian penjelasan mengenai Routing static dan Routing Dynamic, semoga bermanfaat.
kunjungi juga website resmi Universitas Kuningan :
Universitas Kuningan

Thursday, December 19, 2019

IP Subnetting Concepts | Jaringan Komputer


Pengertian Subnetting 
Subnetting adalah teknik memecah suatu jaringan besar menjadi jaringan yang lebih kecil dengan cara mengorbankan bit Host ID pada subnet mask untuk dijadikan Network ID baru. Subnetting merupakan teknik memecah network menjadi beberapa subnetwork yang lebih kecil. Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP addres kelas A, IP Address kelas B dan IP Address kelas C. Dengan subnetting akan menciptakan beberapa network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.

Alasan Melakukan Subnetting
Mengalokasikan IP address yang terbatas supaya lebih efisien. Jika internet terbatas oleh alamat-alamat di kelas A, B, dan C, tiap network akan memliki 254, 65.000, atau 16 juta IP address untuk host devicenya. Walaupun terdapat banyak network dengan jumlah host lebih dari 254, namun hanya sedikit network (kalau tidak mau dibilang ada) yang memiliki host sebanyak 65.000 atau 16 juta. Dan network yang memiliki lebih dari 254 device akan membutuhkan alokasi kelas B dan mungkin akan menghamburkan percuma sekitar 10 ribuan IP address.

Alasan kedua adalah, walaupun sebuah organisasi memiliki ribuan host device, mengoperasikan semua device tersebut di dalam network ID yang sama akan memperlambat network. Cara TCP/IP bekerja mengatur agar semua komputer dengan network ID yang sama harus berada di physical network yang sama juga. Physical network memiliki domain broadcast yang sama, yang berarti sebuah medium network harus membawa semua traffic untuk network. Karena alasan kinerja, network biasanya disegmentasikan ke dalam domain broadcast yang lebih kecil – bahkan lebih kecil – dari Class C address.

Fungsi Subnetting
Fungsi subnetting antara lain sbb:
  • Mengurangi lalu-lintas jaringan, sehingga data yang lewat di perusahaan tidak akan bertabrakan (collision) atau macet.
  • Teroptimasinya unjuk kerja jaringan.
  • Pengelolaan yang disederhanakan.
  • Membantu pengembangan jaringan ke arah jarak geografis yang menjauh

Mengenal Teknik Subnetting
Misalkan disebuah perusahaan terdapat 200 komputer (host). Tanpa menggunakan subnetting maka semua komputer (host) tersebut dapat kita hubungkan kedalam sebuah jaringan tunggal dengan perincian sebagai berikut:
Misal kita gunakan IP Address Private kelas C dengan subnet mask defaultnya yaitu 255.255.255.0 sehingga perinciannya sebagai berikut:
Network Perusahaan
Alamat Jaringan                      : 192.168.1.0
Host Pertama                          : 192.168.1.1
Host Terakhir                          : 192.168.1.254
Broadcast Address                 : 192.168.1.255
Misalkan diperusahaan tersebut terdapat 2 divisi yang berbeda sehingga kita akan memecah network tersebut menjadi 2 buah subnetwork, maka dengan teknik subnetting kita akan menggunakan subnet mask 255.255.255.128 (nilai subnet mask ini berbeda-beda tergantung berapa subnetwork yang akan kita buat) sehingga akan menghasilkan 2 buah blok subnet, dengan perincian sebagai berikut:
Network Divisi A
Alamat Jaringan / Subnet A    : 192.168.1.0
Host Pertama                          : 192.168.1.1
Host Terakhir                          : 192.168.1.126
Broadcast Address                 : 192.168.1.127

Network Divisi B
Alamat Jaringan / Subnet B    : 192.168.1.128
Host Pertama                          : 192.168.1.129
Host Terakhir                          : 192.168.1.254
Broadcast Address                 : 192.168.1.255

Dengan demikian dengan teknik subnetting akan terdapat 2 buah subnetwork yang masing-masing network maksimal terdiri dari 125 host (komputer). Masing-masing komputer dari subnetwork yang berbeda tidak akan bisa saling berkomunikasi sehingga meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti. Apabila dikehendaki agar beberapa komputer dari network yang berbeda tersebut dapat saling berkomunikasi maka kita harus menggunakan Router.

Subnet Mask
Subnetmask digunakan untuk membaca bagaimana kita membagi jalan dan gang, atau membagi network dan hostnya. Address mana saja yang berfungsi sebagai SUBNET, mana yang HOST dan mana yang BROADCAST. Semua itu bisa kita ketahui dari SUBNET MASKnya. SUBNET MASK DEFAULT ini untuk masing-masing Class IP Address adalah sbb:

Class
Oktet Pertama
Subnet Mask Default
Private Address
A
1 – 127
255.0.0.0
10.0.0.0 – 10.255.255.255
B
128 – 191
255.255.0.0
172.16.0.0 – 172.31.255.255
C
192 – 223
255.255.225.0
192.168.0.0 – 192.168.255.255

Subnetmask diperlukan oleh TCP/IP untuk menentukan apakah suatu jaringan yang dimaksud adalah termasuk jaringan lokal atau non lokal.

Network ID dan host ID di dalam IP address dibedakan oleh penggunaan subnet mask. Masing-masing subnet mask merupakan pola nomor 32-bit yang merupakan bit groups dari semua (1) yang menunjukkan network ID dan semua nol (0) menunjukkan host ID dari porsi IP address.
Kelas IP Address
BIT SUBNET (Default)
SUBNETMASK (Default)
A
11111111 00000000 00000000 00000000
255.0.0.0
B
11111111 11111111 00000000 00000000
255.255.0.0
C
11111111 11111111 11111111 00000000
255.255.255.0
Jangan bingung membedakan antara subnet mask dengan IP address. Sebuah subnet mask tidak mewakili sebuah device atau network di internet. Subnet mask digunakan untuk menandakan bagian mana dari IP address yang digunakan untuk menentukan network ID. Anda dapat langsung dengan mudah mengenali subnet mask, karena octet pertama pasti 255, oleh karena itu 255 bukanlah octet yang valid untuk IP address class.

Demikian yang dapat saya sampaikan mengenai Subnetting, semoga bermanfaat.
Universitas Kuningan

PUBLIC dan PRIVATE IP ADDRES | Jaringan Komputer

PENGERTIAN IP ADDRESS
Pengertian IP Address adalah identitas suatu komputer berupa deretan angka biner 32 bit hingga 128 bit, sebagai alamat yang digunakan untuk melakukan pertukaran data dengan komputer lain di jaringan internet. Singkatan IP merupakan kepanjangan dari “Internet Protocol” yang merupakan sebuah prosedur pertukaran data di jaringan internet antara paket data dengan host-host yang terhubung, sehingga aliran data dapat dikenali pengirimnya dan penerimanyaHost dapat berupa komputer server dan komputer yang mengakses suatu website.

Fungsi IP Address di Internet
Dalam praktiknya saat kita mengakses website menggunakan handphone, paket data akan meminta data pada komputer server yang menyimpan data website tersebut. Secara teori, handphone kita merupakan host yang menerima data dan komputer server bertindak sebagai host yang mengirim data. Begitu juga sebaliknya, saat kita upload foto di sosial media, handphone kita bertindak sebagai host yang mengirim data dan komputer server sosial media tersebut bertindak sebagai host yang menerima data. Di sinilah peran IP Address untuk mengalamatkan setiap komputer (host) yang terhubung dengan internet, sehingga pertukaran data dapat sejalan dengan prosedur Internet Protocol.


Pengertian IP Public
IP Public adalah Ip yang bisa di akses langsung oleh internet. Jika dianalogikan, Ip Public itu telepon rumah atau nomor HP yang bisa di telepon langsung oleh semua orang . Alamat-alamat ini ditetapkan oleh internetNIC dan terdiri dari beberapa network identifier yang dijamin unik (tidak ada dua host yang menggunakan alamat yang sama) jika jaringan tersebut telah terhubung ke internet.

Pengertian IP Private
IP Private adalah Ip yang biasanya digunakan dalam jaringan yang tidak terhubung ke internet atau bisa juga terhubung ke internet tetapi melalui NAT. Analoginya IP Privat itu telepon lokal dalam kantor/hotel yang bisa buat telepon-teleponan gratis dalam satu gedung. Nah jika ada yang mau telepon harus lewat operator dulu (NAT) karena nomor telepon publicnya hanya satu.

demikian pengertian Private dan Public IP Address, semoga bermanfaat.
Universitas Kuningan

OSI dan TCP/IP MODEL

TCP/IP dan OSI MODEL

PENGERTIAN TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) adalah model jaringan yang digunakan untuk komunikasi data dalam proses tukar menukar informasi di internet. Sedangkan OSI (Open System Interconnection Model) adlah sebuah model jaringan yang dikembangkan secara resmi oleh International Standard Organization untuk melakukan sebuah standarisasi proses pembentukan jaringan yang sebelumnya dimiliki oleh masing-masing vendor pembuat jaringan komputer. Kedua model tersebur bertujuan untuk melakukan standarisasi penggunaan jaringan.

Tabel Perbandingan OSI Layer dan TCP/IP Layer :
 

1. Physical

Layer ini menangani transmisi pada media fisik, seperti sinkronisasi hardware interface dengan kabel network, dan pengaturan tegangan. Pada layer ini terdapat perangkat keras dasar jaringan yaitu hub, repeater, multiplexer, network adapter. Media transmisi pada layer ini menggunakan kabel maupun wireless.

2. Data Link

Layer ini mengkoneksikan media fisik pada jaringan (kabel, sinyal listrik) dengan media abstrak (paket dan data stream). Pada layer ini terjadi pengalamatan perangkat keras (MAC Address), flow control, dan menentukan bagaimana perangkat jaringan beroperasi. Protokol yang digunakan: Point to Poin Protocol (P2P)

3. Network

Layer ini menagani skema pengalamatan jaringan dan konektivitas segmen jaringan. Layer ini mengatur bagaimana sistem dengan jaringan yang berbeda dapat berkomunikasi. Protokol yang digunakan: IP, ICMP, OSPF, dll.

4. Transport

Layer ini mengelola data dan mempersiapkan untuk di transmisikan dalam jaringan. Pada layer ini memastikan koneksi secara end-to-end, dan memastikan paket sesuai dengan urutannya pada saat akan diterima. Protokol yang digunakan: TCP, UDP.

5. Session

Layer ini menangani pembentukan dan pemeliharaan koneksi dalam sistem. Dalam layer ini terjadi negosiasi koneksi, mengatur, memelihara, dan memastikan sinkronisasi pertukaran informasi dalam jaringan dari kedua sisi. Protokol yang digunakan: Socket, Pembentukan session pada TCP, RTP.

6. Presentation

Layer ini memastikan data yang dikirimkan dapat diterima sesuai format yang dapat dibaca oleh penerima. Protokol yang digunakan: MIME, SSL, TLS, dll.

7. Application

Layer ini merupakan layer teratas pada Model OSI. Layer ini mengatur aplikasi yang berfungsi untuk menentukan network service yang sesuai. Ketika program membutuhkan akses ke jaringan, layer ini akan memberikan perintah dari program ke layer dibawahnya. Protokol yang digunakan: DNS, FTP, HTTP, NFS, DHCP, SMPP, SMTP, SNMP, Telnet, RIP, BGP, dll.

Dalam implementasinya OSI Layer dan TCP/IP melakukan hal yang sama. Perbedaannya pada TCP/IP memiliki layer yang lebih sedikit dan melakukan beberapa tugas lebih banyak. TCP/IP memiliki 4 layer, Network Interface, Internet (IP), Host-to-Host / Transport (TCP), Application. Pada TCP/IP mari kita pahami dari layer teratas dahulu.

1. Application

Sama dengan layer Application pada model OSI. Perbedaannya layer ini menangani 3 Layer teratas OSI yaitu application, Presentation, dan Session. Layer ini mengambil informasi dari aplikasi dan meletakkannya pada paket kosong yang baru dibuat. Paket ini kemudian dikirimkan ke layer transport. Protokol pada layer ini: Telnet, FTP, SMTP, DNS, RIP, SNMP.

2. Host-to-Host / Transport (TCP)

Fungsi layer ini sama seperti transport layer pada OSI. Layer ini menerima paket yang dikirimkan oleh layer application. Paket ini kemudian diberi header yang berisi semua informasi yang harus dilakukan terhadap paket oleh layer transport penerima. Protokol pada layer ini: TCP dan UDP.

3. Internet (IP)

Fungsi layer ini sama dengan layer network pada OSI. Layer ini juga menambahkan header di depan paket seperti layer transport. Header ini berisi informasi untuk layer internet penerima, setelah header terpasang, paket dikirimkan ke layer network interface. Protokol pada layer ini: ARP, IGMP, ICMP.

4. Network Interface

Pada layer 1 dan 2 OSI ditangani oleh layer 1 TCP/IP, yaitu Network interface. Layer ini memberikan headernya sendiri pada tiap paket. Header inilah yang akan membantu router dan gateway dalam melakukan pengiriman paket kepada tujuan. Jika semua header telah terpasang, kemudian paket dikirimkan ke tujuan. Protokol pada layer ini: Ethernet, Token Ring, Frame Relay, ATM.
Pada dasarnya kedua model memiliki prinsip kerja yang sama, namun yang digunakan dalam jaringan anda tentu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing

Semoga bermanfaat.

website Uniku

Universitas Kuningan